Saturday, June 27, 2009
Friday, May 22, 2009

Kalau untuk tidak telanjang di depan umum menunggu undang-undang, anda gagal sebagai manusia. Kalau untuk tidak mencuri di pasar anda menunggu perda, tidak usah jadi manusia. Artinya untuk tidak melakukan sesuatu yang sifatnya pornoaktif dan pornografis anda menunggu lahirnya undang-undang, itu berarti kita sudah gagal sebagai manusia, gagal kebudayaannya, gagal akhlaknya, gagal etika sosialnya. Dan kalau sudah gagal kemanusiaan dan akhlaknya, dikasih undang-undang kayak apapun tidak akan jalan.
Sunday, April 26, 2009
Parade Syair Picisan

Aku pernah bertemu tiga perempuan
Semuanya rajin dan disiplin
Hanya aku yang malas
***
Pagi tadi aku ingin mengungkapkan rahasia hati
Yang kini bersembunyi
Tak kembali
***
Aku selalu menyertakan-Mu dalam setiap urusanku
Meski telat terkadang
Dan terlupa
Tetapi dalam benak, itulah yang ada
***
Siang kerontang
Dari rasa dan makna
Sebuah layang-layang mengawang
Menerawang mencari lawan
Deru kereta itu masih sama
Seperti dulu saat kita tak pernah menikmatinya
***
Tolong katakan padaku
Apa yang kira-kira benar untuk kulakukan
Agar tak menyinggungmu
Apalagi menyakitimu
Benang-benang yang telah renggang
Karena aku tahu pentingnya itu
Dan betapa itu menjadi nafas kehidupan
Apa yang tidak boleh aku lakukan
Terhadapmu dan yang berkaitan denganmu
Agar tak ada luka dan duka mencerca
Tolong katakan padaku
Hanya katakan!
Karena itu luapan jiwa
***
Mencari makna pada setiap petak kejadian
Agar tak kering hidup kujalani
Meski gagal selalu kembali
Tapi upaya selalu menjadi
***
Terkenang pada dirimu sekelibat
Yang tak tahu lagi entah di mana
Hanya duga menduga
Hanya bayang membayang
Aku hanya ingin mengenang
Tanpa bermaksud lancang
***
Entah apa itu puisi
Tak pernah aku mengerti
Aku hanya bisa bernyanyi
Merangkai serpihan hati
Jika inilah puisi
Maka ijinkan aku menari
***
Menuangkan aksara
Mencoba memahat makna
Agar hidup tak menjadi nestapa
Itulah yang sedang kudarma
***
Hujan menyapa
Tenang berlaku
Memberitahu bahwa kasih itu masih ada
Membawa berita senjakala
Ke kanan dan ke kiri
Sementara cahaya pun masih menemani
Mereka bilang tengah ada perubahan cuaca
Mereka berkata kita harus waspada
Kita menjawab tak mengapa
Sebab itu tak seberapa
Lihatlah kita masih bisa bernapas
Meski berton-ton racun kita gauli
Apalagi jaman adalah teknologi
Yang bisa mereka-reka apa yang mesti terjadi
***
Sore ini angin asyik sendiri
Tak ingin diganggu dan tak mau mengganggu
Hanya sesekali ia berdendang
Mendorong pepohonan kesana dan kemari
Pada papan-papan keabadian
Agar engkau bisa merasakan
Benak dan onak perasaan…
Menteng, 260409
Friday, April 24, 2009

Bertemu denganmu adalah puncak pencarian
Bertemu kembali denganmu laksana berlebaran
Di
Ketika aku tak bisa berlebaran
Maka berbincang denganmu adalah pelipur
Tapi itu tak bisa kudapat
Mungkin karena ku tak berpuasa terlebih dahulu
Hari raya memang hanya didapat setelah laku tarekat
Seperti halnya kemarin yang kosong dari keinginan
Hanya sebuah ketulusan
Menghibur hati-hati yang tengah berduka
Itulah mungkin puasa tarekat
Hingga tak sengaja hari raya terengkuh akhirnya
Jiwa-jiwa pun berdendang dengan bahasanya sendiri
Menyimpan dialog-dialog tersembunyi
Menimang-nimang gejolak di hati
Mungkin aku harus berpuasa kembali
Agar hari raya itu kembali menjadi
Hingga takkan kudapati
Kecuali lebaran tercipta setiap hari
inspired by "d"
Sunday, January 11, 2009
Kekasih Sejati*
Kekasih sejati memiliki keluasan jiwa, kelonggaran mental, dan kecerdasan pikiran untuk selalu melihat sisi baik dari kepribadian dan perilaku kekasihnya. Prasangka baik dan kesiagaan bersyukur selalu menjadi kuda-kuda utama penyikapannya terhadap pihak yang dikasihinya. Kekasih sejati tidak memelihara kesenangan untuk menemukan kesalahan kekasihnya, apalagi memperkatakannya. Kegagalan kekasihnya selalu dimafhuminya, kesalahan kekasihnya selalu pada akhirnya ia maafkan.
*diambil dari Rakyat sebagai Kekasih Sejati, Emha Ainun Nadjib