Thursday, September 28, 2006

Rindu (2)

Sekali lagi dia datang padaku
“Tidakkah kau membutuhkan aku?” tanyanya
“Tentu saja,” jawabku
“Lalu mengapa kau menghindar dariku” serangnya
“Belum saatnya,” kataku lagi
“Mengapa?”
“Bukankah aku keindahan?”
“Bukankah aku yang membuat hari-hari setiap orang menjadi hidup?”
“Bukankah aku anugerah? Yang selalu didamba oleh setiap yang memiliki hati?”
“Betul,” jawabku
“Tapi kau juga mampu membuat hati jadi kecewa, jika tidak tepat saatnya”
“Kau juga yang sering menjadi fatamorgana, jika belum pasti kejadiannya”
“Belum saatnya aku mendekapmu”
“Belum saatnya kau menjadi temanku”
“Belum saatnya kau menjadi nyanyian keseharianku”
“Belum saatnya kau datang padaku”
“Pulanglah..."

Sejurus kemudian dia menjawab

“Kau salah”
“Kau salah mengerti tentangku”
“Aku tidak hadir hanya untuk berbicara tentang seseorang"
“Aku tahu,” cepat aku menepis
“Tapi bukankah kau datang membawa itu kali ini?”

Mukanya berpaling, melihat kekosongan, tak bisa berkata lagi, tampak kecewa

Aku menghampirinya, meyakinkannya:
"Jangan khawatir”
“Aku bahkan sedang berjalan mencarimu”
“Biarkan aku yang menemukanmu”
“Sebab kali ini bukan tugasmu untuk menghampiri hati”
“Rindu...”


px
280906/1611 (inspired by “y”)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home