Kala rindu mengetuk
Dan berniat mampir di hati
Kukatakan padanya, “janganlah hari ini”
Saat rindu merajuk
Memohon untuk bersama
Kukatakan padanya, “aku sedang ingin sendiri”
Sebab bila kupenuhi
Hari-hariku kembali penuh
Dengan absurdnya pergulatan antara khayal dan sadar
Sebab bila kubuka pintu hati
Aku takut aku tak sanggup ditinggalkannya lagi
Biarlah aku berteman dengan kepasrahan
Biarkan aku bercumbu dengan keyakinan
Biarkan aku mendekap erat ketulusan
Tanpa harus pusing dengan balasan
Bukankah dengan ini aku bisa terus hidup
Bukankah dengan begini selalu bersemi harapan
Bukankah ketentraman lebih pasti ‘tuk selalu diraih
Tanpa harus pusing dengan kepedihan
Jika pun dia hadir kembali
Bukankah kepasrahan sedang menjadi temanku
Yang bisa mengubah segala rasa pedih melilit
Menjadi senyum nikmat melempang
Jika pun dia hadir kembali
Bukankah tak pernah kutinggalkan keyakinan
Yang selalu bisa membisikiku
Hingga tak ada kesepian asa
Jika pun dia datang kembali
Bukankah ada penawar ketulusan
Yang selalu erat kudekap
Hingga kelegaan seketika menjelma
Bila rindu mengetuk
Aku ingin itu yang terakhir kalinya
Hingga tak perlu aku bergulat dengan keraguan
Hingga tak perlu lagi aku menoleh ke belakang
px
210906/1726 (inspired by "y")
Dan berniat mampir di hati
Kukatakan padanya, “janganlah hari ini”
Saat rindu merajuk
Memohon untuk bersama
Kukatakan padanya, “aku sedang ingin sendiri”
Sebab bila kupenuhi
Hari-hariku kembali penuh
Dengan absurdnya pergulatan antara khayal dan sadar
Sebab bila kubuka pintu hati
Aku takut aku tak sanggup ditinggalkannya lagi
Biarlah aku berteman dengan kepasrahan
Biarkan aku bercumbu dengan keyakinan
Biarkan aku mendekap erat ketulusan
Tanpa harus pusing dengan balasan
Bukankah dengan ini aku bisa terus hidup
Bukankah dengan begini selalu bersemi harapan
Bukankah ketentraman lebih pasti ‘tuk selalu diraih
Tanpa harus pusing dengan kepedihan
Jika pun dia hadir kembali
Bukankah kepasrahan sedang menjadi temanku
Yang bisa mengubah segala rasa pedih melilit
Menjadi senyum nikmat melempang
Jika pun dia hadir kembali
Bukankah tak pernah kutinggalkan keyakinan
Yang selalu bisa membisikiku
Hingga tak ada kesepian asa
Jika pun dia datang kembali
Bukankah ada penawar ketulusan
Yang selalu erat kudekap
Hingga kelegaan seketika menjelma
Bila rindu mengetuk
Aku ingin itu yang terakhir kalinya
Hingga tak perlu aku bergulat dengan keraguan
Hingga tak perlu lagi aku menoleh ke belakang
px
210906/1726 (inspired by "y")
3 Comments:
Y itu siapa pik? maksudnya yahoo.com atau yayang hik?
adadeh... :p
Kata orang, Hidup adalah pilihan. kita yang menentukan pilihan itu, sudah tahu segala konsekuensinya,.. dalam puisi ini sepertinya kamu sudah memilih.
gw hanya ingin bilang semoga pilihan itu yang terbaik buat semua,...
"selamat menjalani Rimba Raya kehidupan"
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home