Thursday, September 21, 2006

Kala rindu mengetuk
Dan berniat mampir di hati
Kukatakan padanya, “janganlah hari ini”

Saat rindu merajuk
Memohon untuk bersama
Kukatakan padanya, “aku sedang ingin sendiri”

Sebab bila kupenuhi
Hari-hariku kembali penuh
Dengan absurdnya pergulatan antara khayal dan sadar

Sebab bila kubuka pintu hati
Aku takut aku tak sanggup ditinggalkannya lagi

Biarlah aku berteman dengan kepasrahan
Biarkan aku bercumbu dengan keyakinan
Biarkan aku mendekap erat ketulusan
Tanpa harus pusing dengan balasan

Bukankah dengan ini aku bisa terus hidup
Bukankah dengan begini selalu bersemi harapan
Bukankah ketentraman lebih pasti ‘tuk selalu diraih
Tanpa harus pusing dengan kepedihan

Jika pun dia hadir kembali
Bukankah kepasrahan sedang menjadi temanku
Yang bisa mengubah segala rasa pedih melilit
Menjadi senyum nikmat melempang

Jika pun dia hadir kembali
Bukankah tak pernah kutinggalkan keyakinan
Yang selalu bisa membisikiku
Hingga tak ada kesepian asa

Jika pun dia datang kembali
Bukankah ada penawar ketulusan
Yang selalu erat kudekap
Hingga kelegaan seketika menjelma

Bila rindu mengetuk
Aku ingin itu yang terakhir kalinya
Hingga tak perlu aku bergulat dengan keraguan
Hingga tak perlu lagi aku menoleh ke belakang


px
210906/1726 (inspired by "y")

3 Comments:

Blogger wulan said...

Y itu siapa pik? maksudnya yahoo.com atau yayang hik?

9:35 AM  
Blogger opik said...

adadeh... :p

12:41 PM  
Anonymous Anonymous said...

Kata orang, Hidup adalah pilihan. kita yang menentukan pilihan itu, sudah tahu segala konsekuensinya,.. dalam puisi ini sepertinya kamu sudah memilih.
gw hanya ingin bilang semoga pilihan itu yang terbaik buat semua,...

"selamat menjalani Rimba Raya kehidupan"

11:00 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home