Munggahan
Jumat kemarin, dua hari menjelang puasa, alhamadulillah saya sempet munggahan ke kampung halaman di Berebes (Brebes) sana bersama dua kakak dan dua ponakan tercinta. Sungkem sama ortu ceritanye... :p
Sepanjang perjalanan saya mikir, apa sebenernya makna dari “munggahan”. Saya tanya dua kakak saya, mereka juga ga ngerti. Mau tanya temen saya yang banyak tahu berbagai hal dari masalah kejawen sampai ilmu tasawuf, meski dia tuna netra, eeee... kelupaan. Tapi untungnya ada mister Google. Saya searching deh “barang” yang namanya munggahan itu. Ini salah satunya....
Republika, 17 September 2006
Tradisi munggahan
Masyarakat Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian selatan juga memiliki tradisi untuk menyambut Ramadhan. Tradisi itu disebut munggahan. Disebut demikian karena mereka menganggap, orang yang berpuasa itu munggah atau meningkat perasaannya.
Saat munggahan, masyarakat biasanya membuat sajian dengan tujuh jenis lauk-pauk. Tujuh macam lauk-pauk itu antara lain: sambal goreng, bakmi, gudangan (urap), tempe, daging/ayam goreng, telur, dan acar. Di daerah Jawa Tengah, ikan jarang sekali dipakai sebagai pelengkap lauk-pauk dalam tradisi ini. Sebaliknya di Jawa Barat, ikan dan lalapan selalu hadir dalam sajian munggahan.
Bila dicermati, ketujuh jenis lauk itu memiliki cita rasa yang sangat beragam. Hal ini ternyata bukan tanpa makna. ''Ini melambangkan, manusia itu mempunyai katakter yang berbeda-beda, begitu pun kesenangannya sangat beraneka.''
(nri )
Masyarakat kita punya banyak cara dan mekanisme untuk mewujudkan rasa gembiranya menyambut bulan suci. Munggahan adalah salah satu nya. “barangsiapa yang senang atas datangnya bulan puasa, diharamkan atasnya api neraka.” (Alhadist).
wallahu 'alam
Sepanjang perjalanan saya mikir, apa sebenernya makna dari “munggahan”. Saya tanya dua kakak saya, mereka juga ga ngerti. Mau tanya temen saya yang banyak tahu berbagai hal dari masalah kejawen sampai ilmu tasawuf, meski dia tuna netra, eeee... kelupaan. Tapi untungnya ada mister Google. Saya searching deh “barang” yang namanya munggahan itu. Ini salah satunya....
Republika, 17 September 2006
Tradisi munggahan
Masyarakat Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian selatan juga memiliki tradisi untuk menyambut Ramadhan. Tradisi itu disebut munggahan. Disebut demikian karena mereka menganggap, orang yang berpuasa itu munggah atau meningkat perasaannya.
Saat munggahan, masyarakat biasanya membuat sajian dengan tujuh jenis lauk-pauk. Tujuh macam lauk-pauk itu antara lain: sambal goreng, bakmi, gudangan (urap), tempe, daging/ayam goreng, telur, dan acar. Di daerah Jawa Tengah, ikan jarang sekali dipakai sebagai pelengkap lauk-pauk dalam tradisi ini. Sebaliknya di Jawa Barat, ikan dan lalapan selalu hadir dalam sajian munggahan.
Bila dicermati, ketujuh jenis lauk itu memiliki cita rasa yang sangat beragam. Hal ini ternyata bukan tanpa makna. ''Ini melambangkan, manusia itu mempunyai katakter yang berbeda-beda, begitu pun kesenangannya sangat beraneka.''
(nri )
Masyarakat kita punya banyak cara dan mekanisme untuk mewujudkan rasa gembiranya menyambut bulan suci. Munggahan adalah salah satu nya. “barangsiapa yang senang atas datangnya bulan puasa, diharamkan atasnya api neraka.” (Alhadist).
wallahu 'alam
2 Comments:
uenaknya yang bisa pulang kampuung...
ya dunk... (smug mode on) :p
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home